Cirinya apa sih insan kamil itu? kalau Ibnu Arrabi menyebut yang jelas orang yang jadi insan kamil dia ngerti apa nggak diakui apa enggak maka dia adalah seorang Wali sufi.
Ciri pertama adalah orang yang menjadikan Allah sebagai pelindung. berarti insan kamil tidak pernah minta-minta ngak pernah minta tolong pada siapapun atau apapun selain Allah.
kalau masih minta-minta pada yang lain dia masih belum insan kamil. yang dia yakin yang hanya melindungi hanya Allah maka perlindungan yang dia cari adalah perlindungan dari Allah. Kebutuhan yang dia minta adalah kebutuhan dari Allah. Itu jadi pertama..
ya kayak kita kan masih jauh berarti kan? kita masih sering minta orang tua minta tolong temen minta kebijaksanaan Dosen itu berarti bukan Insan Kamil. Kan biasa kan “pak minta kebijaksanaannya Pak, saya semester ini jarang masuk pak” itu minta kebijaksanaan apa meminta ketidak bijaksanaan? kalau kebijaksanaan malah kamu ngak lulus. Tapi kalau saya bijak sana baru kamu lulus.
Yang kedua Insan Kamil pasti dia mencintai Allah. Kemudian ingin memanifestasikan sifat-sifat Allah, Sabar penyayang pemaaf, Insan Kamil pasti. Tapi yang kemrungsung ngamukan dikit-dikit matanya melotot itu berarti belum masih jauh. Harus latihan lagi, ndak gampang sabar itu ndak suka itu wajah apa-apa kamu nggak suka tapi jangan ngak sabar.
Saya nggak suka BBM naik tapi bukan berarti terus kamu ngamuk. ketika kamu ngamuk-ngamuk, mungkin yang lain enggak terlalu rugi kamu sendiri yang dapat rugi banyak, khususnya secara spiritual. Kenapa? ketika begitu kamu ngamuk perilaku enggak terkontrol ucapanmu juga tidak terkontrol, nafsunya yang dominan kalau menurut Ghazali namanya Nafsu amarah.
Orang yang kenak Nafsu amarah itu akalnya mati hatinya mati. boleh demo tapi jangan sambil marah, bisa bisa ngak ya? ndak tahu saya, tapi usahakan jangan sambil marah. Kritik lah tidak apa-apa teriak ngak apa-apa, susah ya teriak tapi ngak marah itu ya? Tapi usahakan batinmu jangan marah dan jangan benci pada siapapun.
Bencilah kebijakannya keputusannya perilakunya tapi jangan orangnya. itu yang latihannya berat saya juga nggak bisa tapi harus latihan. kenapa harus latihan? karena kita ilaihi rojiun hidup kita itu harus selangkah demi selangkah dikit-dikit semakin dekat pada Allah.
Jangan serta merta “nggak bisa Pak Berat” terus ditinggal. Harus latihan dikit-dikit! yang bisa dicapai semuanya jangan ditinggal semuanya, latian dikit-dikit saja pelan-pelan. Pas lagi marah inget ngak apa-apa “astagfirullah aku kok marah” wis tetep ngak setuju tapi jangan marah deh,kan gitu..
Yang ketiga orang yang ada apa-apa selalu kembali pada Allah, ya manifestasinya adalah tobat Istighfar. pokoknya ada masalah apapun ada keliru atau melakukan apapun selalu Dikembalikan pada Allah, itu Wali Sufi mentalnya, ada apa-apa Allah ada apa-apa Allah.
Dan itu yang disebut oleh Ghazali maka lama-lama aliran darahmu akan dzikir sendiri Allah Allah. Dan kalau di Ibnu arobi kalau kamu baca tentang wali-wali, orang yang aliran darahnya dzikir, dzikirnya adalah Allah Allah dia akan nyampe Karomah level 19. Karomah itu ada levelnya,
Karomah level 19 adalah orang yang sampai level Kun. level Kun itu apapun keinginanmu akan wujud kalau aku bilang teh ini harus jadi susu akan jadi susu. Cuma nggak mungkin Wali kayak gitu. Karena enggak sembarangan, orang yang nyampe level spiritualitas tertentu yang bisa kayak gitu dan orang yang Nyampe level ini ngak mugkin iseng kayak kita.
Makanya kita ngak nyampe karena mental kita masih mental iseng. Tak bayangkan kamu bisa wis bolak balik kamu kan kun kan kun aja. Iya kan? ada apa “dompet kosong” kun penuh lagi. Keinginginanmu kan gitu makanya allah ngertlah kamu ngak di kasih itu.
Yang selanjutnya orang yang selalu Tazkiyatun nafs, jadi ada kotoran apa pun di batin cepet-cepet dibersihkan biar Allah selalu tampak dalam cermin batin kita karena kalau dia kotor ngak tampak.
Yang selanjutnya orang yang selalu bersyukur, Wali Sufi. ya itu lanjutannya tadi dia ngak pernah komplain, bahkan musibah sekalipun bagi dia ya ini dari allah kan musibah itu ya silakan ngak apa apa iklas ngak pernah mengeluh.
Tidak mengeluh bukan tidak mengatasi musibah lho ya tapi tidak mengeluh. kamu sakit ya cari obat tapi tidak mengeluh. Kamu sakit ya cari obat tapi tidak “aku kok di kasih sakit sih opo salahku apa?” itu mengeluh namanya. Cari obat cari sembuh tapi tidak mengeluh.
Kemudian orang yang Muksin. Muksin itu tidak sekedar berbuat baik tapi juga memperbaiki banyak perbuatan baik yang tidak memperbaiki.
SUMBER KAJIAN :
Ngaji Filsafat Dan Aqidah Islam :
YouTube MJS Channel | Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta | Bersama Dr. Fahruddin Faiz | Website : http://mjscolombo.com/