Jadi ada revolusi besar yang dibawa oleh para sufi Persia. Jadi sebelum muncul para sufi ini banyak umat Islam di situ disebut awam yang meyakini bahwa untuk ketemu dan kontak sama Allah itu ada pakemnya, harus ikut aturan-aturan formal dan resmi, harus manut petunjuk yang berwenang. Apakah itu ulama, Apakah itu kiyai, Apakah itu..
Nah, para sufi ini membongkar itu bikin revolusi besar dengan menunjukkan bahwa anda setiap orang bisa ketemu Allah. Setiap orang bisa ngobrol sama Allah, ndak ada cara ndak butuh perantara, syaratnya apa? bersihkan egomu. Bersihkan dirimu sampai kamu layak untuk Allah datang padamu.
Jadi kalau dirimu bersih Allah layak datang, Allah akan datang. singkirkan sifat-sifat duniawi. Dengan asumsi ini terus para sufi merumuskan banyak sekali ajaran yang intinya adalah setiap kita bisa berhubungan langsung sama Allah. Ndak harus pakai banyak perantara macem-macem.
Ini sebenarnya kritik zaman itu pada dominasi orang-orang Arab. Jadi Persia ini awalnya adalah dinasti besar, kerajaan besar menguasai hampir tiga perempat dunia. Begitu Islam datang dia kalah. Terus apalagi? sejak era Umayyah dilanjutkan sampai Abbasiyah ada bau arabisme yang kuat.
Gubernur harus Arab Kholifah harus Arab, apa-apa harus Arab bahkan ulama Kiyai dianggap, lho Arab lebih afdhol yang jenggotnya lebih panjang, yang jubahnya lebih.. Kan ada gambaran kayak gitu dianggapnya kita ini agak jauh sama Allah, yang lebih dekat sama Allah itu yang Arab.
Kan ada! sampai hari ini kan pandangan kayak gini ada. Jadi pokoknya ndak kita harus manut sana kiblatnya, karena kiblatnya ada di sana dan orang sana pasti lebih Alim dari pada kita. Ada kan persepsi kayak gitu? Nah para sufi Persia pingin membongkar itu. Tidak ah..
Setiap orang punya hak atas Allah, dia bukan hak eksklusif para ulama tertentu, orang-orang tertentu. Dari situ saya bilang tadi muncul banyak sekali ajaran. Yang paling terkenal kan 3, Ittihad Abu Yazid Bustomi kemudian khulul nya al-hallaj ini dan yang ketiga wahdatul wujud nya Ibnu arobi. Yang yang paling Puncak terkenal dalam tradisi tasawuf falsafi.
Kalau dijelaskan ringkes, Ittihad itu dari bawah ke atas. Hamba yang berusaha naik sampai puncak bersatu sama Allah. Kalau hulul dari atas ke bawah, hamba yang mengosongkan dirinya sehingga Allah terus bisa masuk. Kalau wahdatul wujud, diusahakan apa enggak diusahakan, hakekatnya kita satu sama Allah. Ibnu arobi di putar lagi rekamannya kalau tak jelasin lagi kamu nanti pening.
Jadi itu ajaran-ajaran. Jadi awalnya hulul ini, manifestasinya apa? kalau orang sudah ngalami hulul maka, itu sebenarnya hadis disuni kan banyak beredar ini. Ketika seseorang sudah sangat dekat sama Allah, kalau di para sufi bahkan enggak cuma deket, jadi satu..
Itu kalau dia ngomong yang ngomong bukan dia tapi Allah, kalau dia mendengarkan, kalau dia berbuat semuanya bukan dia tapi Allah. Kehendaknya bukan kehendak dia tapi sudah kehendak Allah. Ya kayak kamu kalau jatuh cinta itu loh, apa-apa kan sudah dia, bukan kamu lagi.
Begitu kamu jalan-jalan ke Mal lihat baju, Oh ini kalau tak beliin ini suka mesti ya dia, Kan selalu dia.. Makan aja, Wow ini kalau tak beliin ini dia seneng lho makan kayak gini biasanya.. Ada apa saja terbayang dia. Nah itu ketika orang sudah sangat dekat jatuh cinta.
Maka jatuh cintalah sama Allah, maka pikiranmu ucapan mau perbuatanmu ya selalu isinya Allah. itu gambarannya.. Ketika orang jatuh cinta itukan egonya nyisih. Dimasuki oleh egonya yang dia cintai, dirinya sudah nggak berarti apa-apa.
Dan itu kan para sufi mati-matian menjelaskan ini, beberapa malah bikin cerita-cerita alegoris. misalnya bikin Laila Majnun lah, bikin Sirin Farhat lah. Itu sebenarnya sindiran untuk jatuh cintalah sama Allah, kayak kamu kalau jatuh cinta sama lawan jenismu itu lho, harusnya lebih dalam dari itu.
Kayak Laila Majnun itu kan gimana orang sampai segila itu, bukan gila tapi sampai segila itu, ketika jatuh cinta. Teori ini enggak laku bagi yang jomblo.. Yang yang belum merasakan diinget inget aja jadi teori. sopo ngerti besok kepake. Jadi bukti ya buktikan sendiri lah besok, tapi yang sudah punya, bisa sekarang..
Oke jadi.. Ketika kamu sudah dekat dengan sesuatu, cinta dengan sesuatu, biasanya dirimu lenyap yang ada hanya dia. Dan itu yang dialami oleh para sufi termasuk al-hallaj.
Oke, kita lihat lagi.. Hulul itu jenisnya ada dua. Yang Pertama Hulul sayaroni dan dan ada Hulul Al-Jawari. Yang al-hallaj ini masuk jenis Hulul yang pertama. Ketika bersatu yang kelihatan hanya satu, yang lain ketika dua hal bersatu hanya satu yang kelihatan yang lain enggak kelihatan.
Tapi kalau Hulul Al-Jawari bersatu tapi dua-duanya tetap kelihatan. Hulul sayaroni itu contohnya kalau kamu nanam, punya tumbuhan terus kamu siram air, air ini akan diserap oleh tumbuhan akhirnya enggak kelihatan. Yang kelihatan tumbuhannya.
Kebalikan kalau yang Hulul Al-Jawari, kayak air yang ditaruh di dalam gelas kayak gini kan gelasnya kelihatan airnya juga kelihatan. Ini namanya Hulul Al-Jawari.
Nah air yang tak minum tadi kan masuk ke tubuhku, kamu enggak lihat, lihatnya cuma aku. Padahal di sini juga ada tehnya loh, kan gitu. Itu namanya Hulul sayaroni. Nah al-hallaj termasuk jenis yang pertama, karena ketika Allah masuk dalam dirimu Allahnya enggak kelihatan. Al-hallaj nya yang kelihatan. dan padahal Al-hallaj nya sudah enggak ada, yang ada hanya Allah.. Itu makanya terus dia bilang Ana al-haqq. Nanti kita lihat! Kenapa ada kalimat Ana al-haqq.
Jadi jenisnya hulul itu ada dua. Jadi persatuan yang melenyapkan dan persatuan yang sama-sama ada. Teori-teori cinta hari ini kebanyakan maunya Hulul Al-Jawari.
Jadi, gabung sih gabung tapi ya dua-duanya kelihatanlah. Jangan mau didominasi kan gitu.. Ketika didominasi berarti yang terjadi hulul saya Roni. Yang mendominasi yang kelihatan yang dominan enggak kelihatan.
Kita lihat! Kenapa bisa begitu? baru masuk ke asumsinya. Jadi para sufi punya asumsi dalam diri kita ada dua aspek. Yang pertama aspek nasut dan yang kedua aspek lahut. Nasut itu kemanusiaan, lahut itu ketuhanan. Jadi jangan salah, Allah sejak awal sudah bilang,
وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي
“Aku tiupkan ruh-Ku pada Adam” (QS. Shad: 72). Ya kan?
فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ
Fa’idhā Sawwaytuhu Wa Nafakhtu Fīhi Min Rūĥī Faqa`ū Lahu Sājidīna. (al-Ḥijr 15:29)
Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS. [15] Al-Hijr : 29)
ذا قاتَلَ أحَدُكُمْ أخاهُ، فَلْيَجْتَنِبِ الوَجْهَ، فإنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ علَى صُورَتِهِ
“Jika kalian saling berkelahi dengan saudaranya, maka jangan pukul wajah. Karena Allah ‘azza wa jalla menciptakan Adam dalam bentuk-Nya.” (HR. Muslim no. 2612).
Atas gambaran citranya Allah. Allah meniupkan ruh nya dalam dirimu. Nah maka kita ini manusia tapi punya dimensi ketuhanan. Sebaliknya dalam diri Tuhan, ini yang kalimatnya agak anu, ada lauh ketuhanan tapi juga nasut. Lah kok Allah ada kemanusiaannya? nasut nya Allah itu yang laut dalam dirinya manusia.
Jadi dimensi kemanusiaannya Allah itu sebenarnya dimensi Ketuhanan yang ada dalam diri manusia. Maka kan gitu, kalau pingin Allah masuk dalam dirimu, nasutmu yang manusia sisihkan biar tersisa lautnya. Dan lahutmu itu Nasut nya Allah. Ketika Allah memanusia dari situ Allah bisa masuk dalam dirimu. ini juga yang harus kamu ulang besok di rekaman.
Jadi, nggak bisa sekali dengar langsung paham. Jadi ada tuhan ada manusia, ya kan?.. Kalau kamu pingin Tuhan masuk sisihkan manusianya. Karena nggak mungkin Tuhan nyampur, Tuhan bersatu dengan dirimu. Seandainya toh nyampur kayak Ijtihad, yang hilang bukan Allah tapi kamu. Kayak Setetes Air yang nyampur ke laut. Iya enggak usah dicari lagi, setetesnya dimana yang kelihatan hanya laut.
Jadi seandainya itu nyampur, tapi kalau di Al halaj ndak nyampur tapi siapkan ajak kondisimu, sisihkan nasutmu sehingga yang tersisa lahut, kalau lahut ada, maka Allah bisa masuk. Yo Kayak wis lagi-lagi contohnya pacaran, yang mudah memang pacaran. Misalnya kamu naksir cewek apa cowok terus yang kamu taksir itu bilang “aku ndak suka cowok yang ngerokok” Nah kan? maka demi agar cewe itu bisa masuk dalam hidupmu saratnya apa Buanglah rokokmu, Iya kan? begitu kamu nggak ngerokok dia bisa masuk.
Selama kamu masih ngerokok, dia ngak akan masuk dalam hidupmu, syarat-syaratnya ndak cukup. Allah juga begitu, Allah ngak akan datang dalam hidupmu, kalau jiwamu dikuasai nasut. kalau komputer itu namanya ndak compatible, bikin dirimu compatible sama Allah biar Allah bisa masuk. Kalau program-Mu program manusia ya Tuhan gak bisa masuk. Program harus program Tuhan biar Allah bisa masuk. Jadikan dirimu siap untuk Tuhan masuk dalam dirimu. Nah itu nasud dan lahut.
Bukan berarti terus dirimu membuang kemanusiaannya,ndak…. Sisihkan dulu jangan dikuasai oleh yang nasut. Tapi penguasanya harus yang lahut, yang Tuhan.. Biarkan kehendakMu adalah kehendaknya Allah, ucapanmu adalah ucapannya Allah,perbuatanmu adalah perbuatannya Allah. Itu berarti dirimu compatible sama Allah. dari situ Allah akan datang padamu. Nah kalau sudah bisa kayak gini menjadi wali kalian…
SUMBER KAJIAN Ngaji Filsafat Dan Aqidah Islam :
YouTube MJS Channel | Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta | Bersama Dr. Fahruddin Faiz | Website : http://mjscolombo.com/