Syarat Bertemu Allah – Bimbingan Menuju Makrifat Gus Mukhlason Rosyid

Jikalau kau ingin bertemu Allah syarat ada dua. Satu kau harus melakukan uzlah. Peganganya uzlah kuncine sirrul Asror. tadi sirrul Asror(dzikir) itu anda teruskan sampai kapan saja. Tidak usah menunggu datangnya musyahadah,gak usah.

Anda lakukan saja apa yang jadi ketetapannya Allah. sebab وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ Ngak punya hak anda itu menikmati di musyahadah. Ndak punya hak anda itu bisa berjalan ke musyahadah, gak punya… Tugas anda dan saya ini ِلَّا لِيَعْبُدُو وَمَا أُمِرُوا dan tidak di perintah إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ kecuali anda tadi munajat kepada Allah. Ya Sirrul Asrar tadi itu di tekuni terus, biar berjalan apa adanya dengan ketetapannya Allah.

Sehingga anda tidak ada tendensi olehnya melakukan sirrul asrar, justru inilah lebih cepatnya anda merasakan apa yang dimakolahkan Syekh Ibnu Atha’illah tadi. kalau sudah merasakan disitu bagaimana bisa sempurna maksimal dari fana ke Kamil ya teruskan. teruskan.. Subhanallah

Kuncinya selama kita belum dima’sum, selama kita belum dibaqo’, kita masih suatu saat terjungkal oleh nafsu dalam diri kita. Lah terjungkalnya itu anda tidak dihukumi salah, tidak… Karena apa? Karena dengan catatan seperti itu. Anda tidak mengakui kalau anda lalai itu sumber dari diri anda. Begitu juga, ke musyahadahan anda tadi ke musyahadatan qolbliatan. Musyahadah berupa hati anda dari Allah, dalam kurung taat ini tidak sampai kamu akui klau datangnya itu dari sebab dari dirimu. gak ada masalah..

Jadi ngak ada salahnya walaupun jatuh, tidak.. Karena dengan catatan anda tidak mengangap jatuh anda, taat anda dari diri anda masing-masing. Justru Anda itu sibuk dan dalam keasyikan memandang Allahnya yang berperan karena anda tidak bisa keluar dari tertariknya hati anda di dalam kesalahan, ataupun di dalam ketaatan, ataupun di dalam keilingan, ataupun kelalaian. Kuncinya ada di situ.

Agar bisa hati anda tidak mengaku ngaku, harus tekun berpegangan dengan sirrul asrar. Jelas pak ya?!.. Kesimpulan dari pada maqolah ini tadi adalah orang kalau hatinya benar-benar di musyahadah segala apapun gak pernah diakoni. Karena apa? Karena terlanjur asyik melihat atau hati ini tenggelam di lautan tauhid. Agar hati ini bisa tenggelam di lautan tauhid, anda harus selalu berpegang erat sirrul asrar.

Video Syarat Bertemu Allah – Bimbingan Menuju Makrifat Gus Mukhlason Rosyid

NB : Sentuh untuk memutar video. Pada browser tertentu di butuhkan dua kali sentuh agar button play muncul

فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا Tali allah itu peganglah erat لاَ انفِصَامَ لَهَا dan tali itu tidak akan putus. Nah, tarkibnya tali itu, dzikir sirrul asrar itu apa? يَكْفُرْ. Hati anda akan berubah akan meninggalkan perkara-perkara بِالطَّاغُوتِ yang berupa basyariyah, makluk ini sudah hilang. baik makhluk diri Anda maupun makhluk selain diri Anda يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ itu hilang, setelah ini hilang وَيُؤْمِن بِاللّهِ Anda tadi itu bersuka ria dengan Allah. وَيُؤْمِنِ kalau bahasa syariat وَيُؤْمِن dan percoyo menghadap بِاللّه kepada Allah.

Ibaratnya seumpama gusti ada di barat, urusan dunia selain Allah ada di timur, anda ini berjalanlah ke barat. kalau berjalan ke arah barat maka semakin lama semakin jauh arah timur yang ditinggalkan. artinya lama-kelamaan hati anda akan tidak suka yang selain Allah. Walaupun secara jasad anda masih campur dengan urusan selain Allah. Nah begitu.. يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ inilahِ jadinya kalau berpegang sirrul Asror ini di situ makna kebaikanya. Hati dengan sendirinya akan meninggalkan jauh perkara selain Allah, وَيُؤْمِن بِاللّه dan dia semakin dekat dan bertemu Allah.

Hujahnya apa? انفِصَامَ لَهَا ini hujahnya arif itu ada di situ. انفِصَامَ لَهَا hatinya diarahkan terus pada hidup pada Allah, Hatinya sudah meninggalkan لطَّاغُوتِ… لطَّاغُوتِ ini kalau bahasa, saya tuliskan pak.. Ini yang mengartikan kalu yang mengartikan dari sisi thoriqoh atau syariat, beda.. yang di sebut لطَّاغُوتِ itu, Makna aslinya kan berhala pak ini, berhala. Kalau cara syariat bicara berhala itu ya patung. patung grombol dan macem-macem, maknnanya لطَّاغُوتِ. Ini kalau diterjemahkan ditafsirkan didalam hukum hakikat لطَّاغُوتِ itu perkara selain Allah.

Contoh saya ini kedinginan pak, terus pakai jaket akhirnya hangat.Terus di hati bilang ada keyakinan, hangat ini sebab nya jacket ini. Nah, ini berati saya kemasukan لطَّاغُوتِ. Faham ya? Dan ini tidak bisa gusti allah menerima hati ini untuk di musyahadah, tidak bisa. aku tidak akan pernah menerima hambaku bertemu padaku selama dalam hatinya masih ada selain aku. Itu kuncinya..

Jadi meskipun sebutir beras tingkatan syirik, ada selain Allah di hati, tidak bisa… Hati itu kemusyahadah tidak bisa. jelas disini dikatakan dia sudah kefanaan apa saja yang ada dalam dirinya itu. ataupun diluar dirinya yang disebut makhluk atau thogut itu. Karena dia tenggelam didalam lautan tauhid, Nah untuk bisa tenggelam berarti anda harus eksis terus memegang teguh tali Allah. Hanya dengan cara itulah panjenengan hati ini bisa tenggelam di lautan tauhid.

Bapak ibu hadirin jamaah rohimakumullah, mungkin sampai di sini maqolah satu makalah yang bisa kami sampaikan terkait tanda-tanda hati ini benar-benar masuk dalam golongan Arif atau golongan hati di mana Sudah sampai pada makrifat Allah di dalam maqom musyahadah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *